JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1432 H - 2011

Kamis, 21 Juli 2011

Multiple Sclerosis

Definisi Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis (MS) adalah suatu penyakit dimana syaraf-syaraf dari sistim syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang atau spinal cord) memburuk atau degenerasi. Myelin, yang menyediakan suatu penutup atau isolasi untuk syaraf-syaraf, memperbaiki pengantaran (konduksi) dari impuls-impuls sepanjang syaraf-syaraf dan juga adalah penting untuk memelihara kesehatan dari syaraf-syaraf. Pada multiple sclerosis, peradangan menyebabkan myelin akhirnya menghilang. Sebagai konsekwensinya, impuls-impuls listrik yang berjalan sepanjang syaraf-syaraf memperlambat, yaitu menjadi lebih perlahan. Sebagai tambahan, syaraf-syaraf sendiri menjadi rusak. Ketika semakin banyak syaraf-syaraf yang terpengaruh, seorang pasien mengalami suatu gangguan yang progresif pada fungsi-fungsi yang dikontrol oleh sistim syaraf seperti penglihatan, kemampuan berbicara, berjalan, menulis, dan ingatan.
Kira-kira 350,000 orang-orang di Amerika mempunyai multiple sclerosis. Biasanya, seorang pasien didiagnosis dengan multiple sclerosis berumur antara 20 dan 50 tahun, namun multiple sclerosis telah didiagnosis pada anak-anak dan pada kaum tua. Multiple sclerosis adalah dua kali lebih mungkin terjadi pada Caucasians (orang kulit putih) daripada dalam kelompok lain mana saja. Wanita-wanita adalah dua kali lebih mungkin daripada pria-pria dipengaruhi oleh multiple sclerosis diawal kehidupannya.

Penyebab Multiple Sclerosis

Penyebab dari multiple sclerosis masih belum diketahui. Pada 20 tahun terakhir, peneliti-peneliti telah memusat (fokus) pada kelainan-kelainan dari sistim imun dan genetik-genetik untuk penjelasan-penjelasan. Sistim imun adalah pertahanan tubuh dan adalah sangat terorganisasi dan teratur. Jika terpicu oleh suatu penyerang (agresor) atau obyek asing, sistim imun menyusun suatu tindakan pertahanan yang mengidentifikasi dan menyerang penyerbu dan kemudian menarik diri. Proses ini tergantung pada komunikasi yang cepat diantara sel-sel imun dan produksi dari sel-sel yang dapat menghancurkan pengganggu. Pada multiple sclerosis, peneliti-peneliti mencurigai bahwa suatu agent asing seperti suatu virus merubah sistim imun sehingga sistim imun merasa myelin sebagai suatu pengganggu dan menyerangnya. Serangan oleh sistim imun pada jaringan-jaringan yang seharusnya melindungi disebut autoimmunity, dan multiple sclerosis dipercayai adalah suatu penyakit dari autoimmunity. Dimana beberapa dari myelin mungkin diperbaiki setelah penerangan, beberapa dari myelin menghilang dan syaraf-syaraf dilepaskan dari penutup ini (menjadi demyelinated). Luka parut juga terjadi, dan material disimpan kedalam luka-luka parut dan membentuk plak-plak (plaques).

Multiple Sclerosis Diturunkan/Diwariskan ?

Meskipun perannya masih belum jelas, genetik-genetik mungkin memainkan suatu peran pada multiple sclerosis. Orang-orang gipsi Eropa, Eskimo-Eskimo dan Bantu Afrika pada dasarnya tidak mengembangkan multiple sclerosis, dimana orang-orang pribumi Indian dari Amerika Utara dan Selatan, orang-orang Jepang dan kelompok-kelompok Asia lain mempunyai suatu kejadian yang rendah. Populasi umum mempunyai kurang dari satu persen kesempatan untuk pernah mendapatkan multiple sclerosis. Kesempatan meningkat pada keluarga-keluarga dimana seorang saudara derajat satu mempunyai penyakit ini. Jadi, seorang kakak/adik laki, kakak/adik perempuan, orangtua, atau anak dari seseorang dengan multiple sclerosis berkesempatan satu sampai tiga persen mengembangkan multiple sclerosis. Dengan cara yang sama, kembar dua yang identis mempunyai suatu kesempatan hampir 30% memperoleh multiple sclerosis sedangkan kembar dua yang tidak identis mempunyai hanya suatu kesempatan dari 4% jika kembaran yang satu mempunyai penyakit ini. Statistik ini menyarankan bahwa faktor-faktor genetik memainkan suatu peran utama pada multiple sclerosis. Bagaimanapun, data lain menyarankan bahwa faktor-faktor lingkungan juga memainkan suatu peran yang penting.

Tipe-Tipe Dari Multiple Sclerosis

Ada manifestasi-manifestasi klinik yang berbeda dari multiple sclerosis. Sewaktu suatu serangan, seorang pasien mengalami suatu keburukan yang mendadak dalam kemampuan-kemampuan fisik yang normal yang mungkin mencakup dari ringan sampai berat/parah. Serangan ini, adakalanya dirujuk sebagai suatu pembusukan dari multiple sclerosis, secara khas berlangsung lebih dari 24 jam dan umumnya lebih dari beberapa minggu (jarang lebih dari empat minggu).
Kira-kira 65-80% dari pasien-pasien mulai dengan Relapsing-Remitting (RR) MS, tipe yang paling umum. Pada tipe ini, pasien-pasien mengalami suatu rentetan serangan-serangan diikuti oleh kehilangan gejala-gejala (remisi) scara penuh atau sebagian sampai serangan lainnya terjadi (kambuh). Itu mungkin adalah berminggu-minggu sampai berdekade-dekade diantara kekambuhan-kekambuhan.
Pada Primary-Progressive (PP) MS, ada suatu kemunduran berangsur-angsur yang terus menerus pada kemampuan-kemampuan fisik seorang pasien dari permulaan daripada kekambuhan-kekambuhan. Kira-kira 10%-20% dari pasien-pasien mulai dengan PP-MS.
Pasien-passien yang mulai dengan RR-MS dapat kemudian memasuki suatu fase dimana kekambuhan-kekambuhan adalah jarang namun lebih banyak ketidakmampuan berakumulasi, dan dikatakan mempunyai tipe Secondary-Progressive (SP) dari multiple sclerosis. Kira-kira 50% dari pasien-pasien RR-MS akan mengembangkan SP-MS dalam 10 tahun. Progressive-Relapsing (PR) MS adalah suatu tipe dari multiple sclerosis yang dikarakteristikan oleh suatu kemunduran yang terus menerus pada kemampuan-kemampuan yang ditemani oleh serangan-serangan sporadis (sekali-sekali). Ada kasus-kasus dari multiple sclerosis yang adalah ringan dan dapat dikenali hanya secara retrospektif setelah bertahun-tahun dan juga kasus-kasus yang jarang dari gejala-gejala multiple sclerosis yang majunya sangat cepat (adakalanya fatal) diketahui sebagai multiple sclerosis malignant atau fulminant (Marburg variant).

Gejala-Gejala Multiple Sclerosis

Gejala-gejala dari multiple sclerosis mungkin tunggal atau berlipat-lipat dan mungkin mencakup dari ringan sampai berat dalam intensitas dan pendek sampai panjang dalam durasi (lamanya). Remisi yang sepenuhnya atau sebagian dari gejala-gejala terjadi awal pada kira-kira 70% dari pasien-pasien multiple sclerosis.
  • Ganguan-gangguan penglihatan mungkin adalah gejala-gejala pertama dari multiple sclerosis, namun mereka biasanya surut. Seorang pasien mungkin mencatat penglihatan yang kabur, distorsi merah-hijau (color desaturation), atau monocular blindness (kebutaan pada satu mata) yang mendadak.
  • Kelemahan otot dengan atau tanpa kesulitan-kesulitan dengan koordinasi dan keseimbangan mungkin terjadi awal.
  • Kejang-kejang otot, kelelahan, mati rasa, dan nyeri kesemutan adalah gejala-gejala yang umum.
  • Mungkin ada suatu kehilangan sensasi, kesukaran berbicara, gemetaran-gemetaran, atau pening.
Lima puluh persen dari pasien-pasien mengalami perubahan-perubahan mental seperti:
  • konsentrasi yang berkurang,
  • kekurangan-kekurangan perhatian,
  • beberapa derajat dari kehilangan ingatan (memori),
  • ketidakmampuan melakukan tugas-tugas secara berurutan, atau
  • gangguan dalam keputusan/pertimbangan.
Gejala-gejala lain mungkin termasuk:
  • depresi,
  • depresi maniak,
  • paranoia, atau
  • suatu dorongan yang tidak terkontrol untuk tertawa dan menangis.
Ketika penyakit memburuk, pasien-pasien mungkin mengalami kelainan fungsi seksual atau kontrol isi perut dan kantong kemih yang berkurang. Panas tampaknya memperhebat gejala-gejala multiple sclerosis untuk kira-kira 60% dari pasien-pasien. Kehamilan tampaknya mengurangi jumlah serangan-serangan.

Mendiagnosis Multiple Sclerosis

Disebabkan oleh batasan yang lebar dan seluk beluk dari gejala-gejala, multiple sclerosis mungkin tidak terdiagnosis untuk berbulan-bulan sampai bertahun-tahun setelah timbulnya gejala-gejala. Dokter-dokter, terutama ahli-ahli syaraf, mengambil sejarah-sejarah yang mendetil dan melaksanakan pemeriksaan-pemeriksaan fisik dan syaraf secara penuh.
  • MRI (magnetic resonance imaging) scans dengan intravenous gadolinium membantu untuk mengidentifikasi, menggambarkan, dan pada beberapa kejadian-kejadian menanggali luka-luka didalam otak (plaques).
  • Suatu tes electro-physiological, yang menimbulkan potensial-potensial, menguji impuls-impuls yang berjalan melalui syaraf-syaraf untuk menentukan apakah impuls-impuls bergerak secara normal atau terlalu perlahan.
  • Akhirnya, pengujian cairan cerebro-spinal yang mengelilingi otak dan spinal cord mungkin mengidentifikasi kimia-kimia (antibodi-antibodi) atau sel-sel abnormal yang menyarankan kehadiran dari multiple sclerosis.
Secara bersama-sama, tiga tes-tes ini membantu dokter dalam mengkonfirmasi diagnosis dari multiple sclerosis. Untuk suatu diagnosis yang pasti dari multiple sclerosis , penyebaran dalam waktu (paling sedikit dua kejadian-kejadian simptomatik atau perubahan-perubahan yang terpisah pada MRI) dan dalam ruangan anatomi (contohnya, didalam sistim syaraf pusat) harus ditunjukan.

Merawat Multiple Sclerosis

Banyak hal-hal untuk pasien dan dokter untuk dipertimbangkan dalam merawat multiple sclerosis. Tujuan-tujuan mungkin termasuk mengurangi jumlah dari serangan-serangan, memperbaiki penyembuhan dari serangan-serangan, dan mencoba memperlambat kemajuan dari penyakit yang lebih jauh (perawatan dengan obat-obat yang memodifikasi penyakit). Suatu tujuan tambahan adalah pembebasan dari komplikasi-komplikasi yang disebabkan oleh kehilangan fungsi dari organ-organ yang terpengaruh (perawatan dengan obat-obat yang ditujukan pada gejala-gejala spesifik). Kebanyakan ahli-ahli syaraf akan mempertimbangkan perawatan dengan obat-obat yang memodifikasi penyakit sekali diagnosis dari multiple sclerosis ditegakkan. Banyak akan mulai perawatan pada saat serangan pertama dari multiple sclerosis, karena percobaan-percobaan klinik telah menyarankan bahwa pasien-pasien yang perawatannya ditunda mungkin tidak mendapatkan manfaat sebanyak pasien-pasien yang dirawat dini. Akhirnya, menggunakan kelompok-kelompok pendukung atau penasehat mungkin berguna untuk pasien-pasien dan keluarga-keluarga mereka yang hidupnya mungkin secara langsung dipengaruhi oleh multiple sclerosis.
Sekali tujuan-tujuan telah ditetapkan, terapi awal mungkin termasuk obat-obat untuk mengendalikan serangan-serangan, gejala-gejala, atau kedua-duanya. Suatu pengertian dari efek-efek sampingan yang potensial dari obat-obat adalah penting untuk pasien karena adakalanya efek-efek sampingan sendiri menghalangi pasien-pasien dari terapi obat. Pasien-pasien mungkin memilih untuk menghindari sama sekali obat-obat atau memilih suatu obat alternatif yang mungkin menawarkan pembebasan dengan efek-efek sampingan yang lebih sedikit. Suatu dialog yang terus menerus antara pasien dan dokter tentang obat-obat adalah penting dalam menentukan keperluan-keperluan untuk perawatan.
Obat-obat yang diketahui mempengaruhi sistim imun telah menjadi fokus utama untuk mengendalikan multiple sclerosis. Awalnya, corticosteroids, seperti prednisone (Deltasone, Liquid Pred, Deltasone, Orasone, Prednicen-M) atau methylprednisolone (Medrol, Depo-Medrol), digunakan secar luas. Bagaimanapun, karena efek mereka pada sistim imun adalah non-spesifik dan penggunaan mereka mungkin menyebabkan banyak efek-efek sampingan, corticosteroids sekarang cenderung digunakan untuk mengendalikan hanya serangan-serangan multiple sclerosis yang mendadak dan berat/parah.

Interferon

Sejak tahun 1993, obat-obat yang merubah sistim imun, terutama interferon-interferon, telah digunakan untuk mengendalikan multiple sclerosis. Interferon-interferon adalah kurir-kurir protein yang dibuat dan digunakan oleh sel-sel sistim imun untuk berkomunikasi sesamanya. Ada tipe-tipe yang berbeda dari interferon-interferon, seperti alpha, beta, dan gamma. Semua interferon-interferon mempunyai kemampuan untuk mengatur sistim imun dan memainkan suatu peran penting dalam melindungi terhadap infeksi-infeksi virus. Setiap interferon berfungsi secara berbeda, namun fungsi-fungsinya tumpang tindih (saling melengkapi). Interferon-interferon beta telah ditemukan berguna dalam mengendalikan multiple sclerosis. Interferon beta-1b (Betaseron®) adalah interferon pertama yang disetujui untuk mengendalikan RR-MS pada tahun 1993. Pada tahun 1996, interferon beta-1a (Avonex®) menerima persetujuan FDA untuk RR-MS.
Secara keseluruhan, pasien-pasien yang dirawat dengan interferon-interferon mengalami lebih sedikit kekambuhan-kekambuhan atau suatu interval yang lebih panjang antara kekambuhan-kekambuhan. Percobaan-percobaan telah juga menunjukan efek-efek pada perlambatan akumulasi dari ketidakmampuan. Efek-efek sampingan yang paling umum adalah suatu sindrom seperti influensa yang termasuk demam, kecapaian, kelemahan, kedinginan, dan nyeri-nyeri otot. Sindrom ini cenderung terjadi lebih jarang ketika terapi berlanjut. Efek-efek sampingan lain yang umum adalah reaksi-reaksi tempat suntikan, perubahan-perubahan pada jumlah-jumlah sel darah, dan kelainan-kelainan dari tes-tes hati. Tes-tes hati dan jumlah-jumlah darah yang teratur direkomendasikan untk pasien-pasien yang sedang menerima interferon beta-1b. Dengan penggunaan yang serentak dari analgesics dan tindakan-tindakan kulit lokal, ketoleranan pada interferon-interferon telah meningkat.
Percobaan-percobaan klinik dari obat-obat interferon beta pada pasien-pasien dengan serangan pertama multiple sclerosis menunjukan bahwa pada populasi pasien awal ini, obat-obat ini menunda timbulnya serangan kedua. Avonex® diberikan secara intramuskular sekali seminggu, Betaseron® diberikan secara subkutan setiap hari lain, dan Rebif® diberikan secara subkutan tiga kali per minggu.

Interferon Beta yang tersedia termasuk:

IFN beta-1b (Betaseron®) yang digunakan untuk perawatan dari bentuk-bentuk kekambuhan dari multiple sclerosis, untuk mengurangi frekwensi dari kekambuhan-kekambuhan klinik. Pasien-pasien dengan multiple sclerosis yang keefektifannya telah ditunjukan termasuk pasien-pasien yang telah mengalami suatu episode klinik pertama dan mempunyai ciri-ciri MRI yang konsisten dengan multiple sclerosis.
IFN beta-1a (Rebif®) yang digunakan untuk perawatan dari pasien-pasien dengan bentuk-bentuk kekambuhan dari multiple sclerosis untuk mengurangi frekwensi dari kekambuhan-kekambuhan klinik dan menunda akumulasi dari ketidakmampuan fisik. Keefektifan dari Rebif® pada multiple sclerosis progresif yang kronis masih belum ditetapkan.
IFN beta-1a (Avonex®) yang digunakan untuk perawatan dari pasien-pasien dengan bentuk-bentuk kekambuhan dari multiple sclerosis untukmemperlambat akumulasi dari ketidakmampuan fisik dan mengurangi frekwenai dari kekambuhan-kekambuhan klinik. Pasien-pasien dengan multiple sclerosis yang keefektifannya telah ditunjukan termasuk pasien-pasien yang telah mengalami suatu episode klinik pertama dan mepunyai ciri-ciri MRI yang konsisten dengan multiple sclerosis. Keamanan dan keefektifan pada pasien-pasien dengan multiple sclerosis progresif yang kronis masih belum ditetapkan.

Obat-Obat Lain

Glatiramer acetate

Glatiramer acetate (Copaxone) adalah obat lain yang memodifikasi penyakit yang disetujui untuk mengurangi frekwensi dari kekambuhan-kekambuhan pada RR-MS. Glatiramer acetate adalah suatu campuran asam amino sintetik (dibuat manusia) yang mungkin menyerupai suatu komponen protein dari myelin. Diperkirakan bahwa reaksi sistim imun terhadap myelin pada multiple sclerosis mungkin dihalangi oleh glatiramer acetate. Suatu reaksi yang terjadi segera setelah suntikan dari glatiramer acetate adalah umum, mempengaruhi satu dari 10 pasien-pasien. Reaksi mungkin melibatkan flushing, nyeri dada atau kesesakan, palpitasi, ketakutan, sesak napas, kesesakan pada tenggorokan, atau hives. Reaksi biasanya hilang dalam 30 menit dan tidak memerlukan perawatan. Beberapa pasien-pasien mungkin berada pada risiko mengembangkan lipoatrophy, peradangan dan kerusakan dari jaringan dibawah kulit pada tempat suntikan. Glatiramer acetate digunakan untuk mengurangi frekwensi kekambuhan-kekambuhan pada pasien-pasien dengan relapsing-remitting multiple sclerosis.

Natalizumab

Natalizumab (Tysabri®) adalah suatu obat yang disetujui oleh FDA untuk merawat multiple sclerosis. Natalizumab adalah suatu antibodi monoclonal terhadap VLA-4, suatu molekul yang diperlukan untuk sel-sel imun untuk melekat pada sel-sel lain, menembus barikade darah otak dan memasuki otak. Ia diberikan melalui infusi-infusi intravena bulanan. Ia membawa suatu peringatan untuk suatu penyakit fatal yang berpotensi, progressive multifocal leukoencephalopathy (PML), suatu infeksi virus dari otak yang biasanya menjurus pada kematian atau ketidakmampuan yang parah. Untuk sebab ini hanya pasien-pasien yang telah menandatangani kontrak untuk perawatan ini dibawah suatu program pendistribusian obat yang dikontrol dapat memperoleh perawatan ini.
Natalizumab digunakan sebagi monotherapy untuk perawatan dari pasien-pasien dengan bentuk-bentuk kekambuhan dari multiple sclerosis untuk menunda kemajuan dari ketidakmampuan fisik dan mengurangi frekwensi dari kekambuhan-kekambuhan klinik. Keamanan dan keefektifan dari natalizumab lebih dari dua tahun tidak diketahui. Karena natalizumab meningkatkan risiko dari PML, ia umumnya direkomendasikan hanya untuk pasien-pasien yang telah mempunyai suatu respon yang tidak cukup pada, atau tidak mampu untuk mentolerir terapi-terapi multiple sclerosis yang berganti-ganti.

Mitoxantrone

Mitoxantrone (Novantrone®) juga disetujui oleh FDA untuk perawatan multiple sclerosis. Mitoxantrone adalah suatu obat kemoterapi yang menbawa risiko efek-efek sampingan cardiac yang serius atau kanker. Karena efek-efek sampingan yang serius ini, dokter-dokter cenderung untuk mencadangkan penggunaannya untuk kasus-kasus yang lebih lanjut atau yang memburuk dari multiple sclerosis.
Mitoxantrone digunakan untuk mengurangi ketidakmampuan syaraf dan atau frekwensi dari kekambuhan-kekambuhan klinik pada pasien-pasien dengan secondary (chronic) progressive, progressive relapsing, atau worsening relapsing-remitting multiple sclerosis (contohnya, pasien-pasien yang keadaan syarafnya adalah abnormal secara signifikan antara kekambuhan-kekambuhan). Mitoxantrone tidak digunakan pada perawatan dari pasien-pasien dengan primary progressive multiple sclerosis.

Merawat Manifestasi-Manifestasi Multiple Sclerosis

Ada banyak obat-obat yang digunakan untuk mengendalikan komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan multiple sclerosis. Tabel berikut mendaftar komplikasi-komplikasi umum, contoh-contoh dari obat-obat dan terapi bukan obat, dan komentar-komentar tenang komplikasi-komplikasi dan atau manajemen.
Tabel. Komplikasi-komplikasi multiple sclerosis dengan contoh-contoh dari obat-obat dan manajemen bukan obat (daftar ini tidak menyeluruh; beberapa dari obat-obat yang didaftar dibawah digunakan untuk merawat gejala-gejala multiple sclerosis meskipun mereka masih belum disetujui oleh FDA untuk tujuan tertentu ini)
Komplikasi Obat-Obat Manajemen Bukan Obat dan Komentar- Komentar
Kekejangan Otot baclofen (Lioresal)
tizanidine (Zanaflex)
diazepam (Valium)
clonazepam (Klonopin)
dantrolene (Dantrium)
Terapi fisik mungkin juga menyediakan manfaat. Kebanyakan obat-obat diberikan via mulut. Beberapa obat-obat diberikan via spinal pumps.
Kelemahan None Terapi fisik dan latihan kebanyakan digunakan. Penunjang-penunjang kaki, tongkat-tongkat atau alat-alat pembantu berjalan bermanfaat.
Persoalan-Persoalan Mata (acute optic neuritis) methylprednisolone (Solu-Medrol) Solu-Medrol diberikan selama serangan akut secara intravena, adakalanya diikuti oleh suatu corticosteroid via mulut.
Kelelahan, Ledakan-Ledakan Emosi Anti-depressants
amantadine (Symmetrel) untuk kelelahan;
modafinil (Provigil) untuk kelelahan

Mengurangi atau menghindari aktivitas fisik dan paparan panas. Amitriptyline digunakan untuk tertawa /menangis yang mendadak.
Nyeri aspirin
Ibuprofen
acetaminophen
anti-convulsants
anti-depressants
Aspirin, NSAIDs, acetaminophen, atau terapi fisik digunakan untuk nyeri otot dan punggung. Anti-convulsants, seperti carbamazepine (Tegretol) atau gabapentin (Neurontin) digunakan untuk nyeri muka atau anggota badan. Anti-depressants atau stimulasi listrik digunakan untuk nyeri kesemutan, perasaan geli yang kuat, dan terbakar. Penyerahan pada ahli-ahli nyeri direkomendasikan dengan nyeri yang parah.
Kelainan Fungsi Kantong Kemih Antibiotics
Vitamin C
oxybutynin (Ditropan)
Antibiotik-antibiotik digunakan untuk mengendalikan infeksi-infeksi.

Vitamin C dan cranberry juice digunakan untuk mencegah infeksi-infeksi.

Catheters digunakan untuk membebaskan penahanan urin.
Oxybutynin> (Ditropan, Ditropan LX, Oxytrol) atau tolterodine (Detrol, Detrol LA) dignakan untuk kejang-kejang kantong kemih.
Sembelit   Meningkatkan cairan dan serat.
Kelainan Fungsi Seksual sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), vardenafil (Levitra), papaverine (Pavabid, Vasal) Vaginal gels Untuk laki-laki, obat-obat kelainan fungsi erectile,  papaverine, penile implant, atau electrostimulation digunakan.

Untuk wanita-wanita, vaginal gels atau suatu alat vibrasi digunakan.
Gemetaran   Seringkali resisten pada perawatan. Adakalanya obat-obat, atau operasi digunakan jika ekstrem.

Arah-Arah Masa Depan Untuk Mengendalikan Multiple Sclerosis

Ada suatu transaksi yang besar dari penelitian yang sedang berjalan pada multiple sclerosis, dan mereka berlanjut menjadi suatu fokus pada sistim imun dalam terapi-terapi penyelidikan. Sebagai tambahan, ilmuwan-ilmuwan sedang mencoba untuk mengembangkan teknik-teknik yang mengizinkan sel-sel otak untuk menghasilkan myelin yang baru atau yang mencegah kematian syaraf. Pendekatan-pendekatan lain yang menjanjikan termasuk penggunaan dari sel-sel pelopor (neuronal stem atau progenitor) yang dapat ditanam kedalam otak atau sumsum tulang belakang (spinal cord) untuk mendiami kembali area-area yang kehilangan sel-sel. Terapi masa depan mungkin melibatkan metode-metode yang dirancang untuk memperbaiki impuls-impuls yang berjalan melalui syaraf-syaraf yang rusak. Ilmuwan-ilmuwan juga sedang menyelidiki efek-efek dari diet pada multiple sclerosis.

Multiple Sclerosis: Penyakit yang Aneh

Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang memengaruhi orang dewasa muda. Penyakit ini biasanya dimulai antara usia 20 dan 50 tahun dan dua kali lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada laki-laki. Sekitar 20% orang yang terkena MS memiliki kerabat dekat yang juga dipengaruhi oleh penyakit ini.
Apa penyebab MS?
Multiple sclerosis adalah salah satu gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan salah sasaran karena melihat sel-sel tubuh sendiri sebagai benda asing dan menyerangnya. Pada MS, tubuh menyerang mielin yaitu selubung yang melindungi serabut saraf pada sistem saraf pusat. Hasilnya adalah beberapa (multiple) cedera  yang menimbulkan bekas luka (sclerosis = pengerasan).
Mielin berfungsi mempercepat transfer informasi. Tanpa selubung ini, transmisi informasi saraf dari otak ke seluruh tubuh secara bertahap melambat atau terhambat.  Hal ini menyebabkan gangguan saraf motorik dan saraf sensorik.
Bagaimana kita bisa mengenali MS?
Gejala dan tanda-tanda multiple sclerosis sangat bervariasi, tergantung pada bagian sistem saraf pusat yang terkena. Setiap penderita mengalami gejala klinis dan perkembangan penyakit yang berbeda-beda. Semua unsur fisik, sensorik dan motorik mungkin akan terpengaruh pada berbagai derajat. Kebanyakan penderita MS mengalami lebih dari satu gejala. Gejala-gejala berikut umum terjadi pada banyak orang, tapi tidak seorang pun mempunyai semua gejala secara bersamaan:
  • Gangguan penglihatan: penglihatan kabur, penglihatan ganda/berbayang (diplopia),  tiba-tiba buta di salah satu mata, gerakan mata yang tak terkontrol, buta total (sangat jarang terjadi).
  • Gejala motorik: Kelemahan otot lokal yang menghalangi gerakan, kesulitan mengontrol gerakan, gemetar.
  • Gangguan sensibilitas: pengurangan sensitivitas di beberapa bagian tubuh, kekakuan, gatal-gatal atau nyeri lokal singkat, perasaan tersengat listrik.
  • Gejala kognitif: masalah dengan beberapa fungsi otak seperti memori, gangguan perhatian, dll
  • Gangguan urin: inkontinensia.
  • Gangguan keseimbangan dan koordinasi: kehilangan keseimbangan.
MS adalah penyakit yang hilang-timbul, dengan gejala-gejala muncul dalam siklus diselingi masa antara tanpa gejala (asimtomatik). Namun ada juga bentuk MS yang berkembang dengan lambat dan evolutif. Dalam hal ini, kemajuan gejala lambat, tetapi terus-menerus dan tanpa periode asimtomatik.
MS adalah penyakit yang sangat tidak menentu dan tak terduga. Seseorang dengan MS dapat kambuh serius dan memburuk sehingga tampaknya harus selalu memakai kursi roda, lalu tiba-tiba membaik dan dapat berjalan lagi. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam kasus tertentu untuk memprediksi perkembangan penyakit tersebut (kesembuhan lengkap, kesembuhan sementara, memburuk, dll).
Bagaimana mengobatinya?
Multiple sclerosis sampai saat ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi tidak mematikan. Ada pengobatan yang memungkinkan untuk menunda perkembangan penyakit ini dan mengurangi sebaran, intensitas dan durasi gejala. Suntikan kortikosteroid dapat digunakan untuk keperluan ini.
Pengobatan imunosupresif kadang-kadang digunakan tetapi memiliki kekurangan karena sering menimbulkan efek samping. Pengobatan MS dilakukan secara multidisiplin yang melibatkan setidaknya satu ahli saraf dan seorang dokter rehabilitasi.

Senin, 18 Juli 2011

Sabtu, 16 Juli 2011

Mengelas besi cor kelabu

Karakteristik besi cor kelabu adalah adanya grafit yang berbentuk serpih. Keberadaan grafit dengan bentuk seperti ini menyebabkan besi cor kelabu sangat sensitif terhadap timbulnya retak apabila dibebani dengan beban tarik.
Kenyataan ini yang menjadi penyebab mengapa besi cor kelabu sulit dilas, karena pada saat logam las membeku (yang diiringi dengan penyusutan, maka lazimnya akan muncul retak di kiri kanan logam las). Disamping itu laju pendinginan sangat berpengaruh terhadap timbulnya besi cor putih yang bersifat sangat keras.
Untuk mengatasi hal tsb, mengelas besi cor kelabu lazim diterapkan preheat yang relatif tinggi untuk memperlambat laju pendinginan sehingga pembentukan besi cor putih dapat dihambat. Saat ini untuk mengelas besi cor kelabu digunakan proses pengelasan SMAW dengan menggunakan logam las atau logam pengisi dari jenis besi cor kelabu dengan kadar Si yang sangat tinggi  (Super silicon cast iron) dengan jenis flux yang terdiri dari borat, soda ash, sedikit ammonium sulfat dan oksida besi. selain itu kadang-kadang digunakan logam las yang menganduing Nikel atau bahkan Nikel murni.
Pada perkembangan berikutnya, mengingat kesulitan-kesulitan yang sering dijumpai dalam mengelas besi cor kelabu, maka telah dikembangkan metoda-metoda baru yang lazim dikenal dengan istilah :
  1. Metoda Pouring  (buring in)
  2. Metoda Powder filling
  3. Metoda Draoplet spray, dan
  4. Metoda Turbulence Flow Casting  (TFC)
Metoda-metoda tersebut pada hakekatnya mengupayakan menuangkan logam cair (dalam hal ini besi cor kelabu yang cair sama) ke bagian yang akan disambungkan sehingga antara logam las di daerah sambungan dengan logam induk tidak terjadi  perbedaan material sehingga mampu menghasilkan ikatan metalurgi yang baik dan homogen tanpa terjadi penggetasan  (lihat gambar 3 dan 4) metoda-metoda tsb diatas bahkan akhir-akhir ini telah mulai diujicobakan untuk mengelas logam-logam yang memiliki afinitas terhadap oksigen yang besar seperti baja tahan karat, paduan aluminium dan titan.