JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1432 H - 2011

Rabu, 05 Januari 2011

Waspadai Kenaikan Inflasi, BI Tetap Pertahankan BI Rate 6,5%

Tanggal: 05 Januari 2011 - 14:45 WIB
Sumber: infobanknews.com

Atas dasar kenaikan inflasi di 2010 yang mencapai 6,96% lebih besar dari target pemerintah sebesar 5% plus minus 1, lebih karena volatile foods dan bukan karena fenomena moneter, BI tidak mengubah BI Rate di level 6,5%. Paulus Yoga


Jakarta--Memasuki awal 2011, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) tetap di level 6,5%.


"Sejauh ini ada beberapa fakta yang menyertai inflasi hampir 7%, atau sebesar 6,96% selama satu tahun 2010, praktis seluruhnya disebabkan kenaikan harga makanan atau bahan-bahan kebutuhan pokok (volatile foods) terutama beras dan bahan makanan lainnya," tukas Gubernur BI Darmin Nasution kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta, Rabu, 5 Januari 2011.


Ia menambahkan, atas dasar itu BI melihat kenaikan inflasi bukan disebabkan fenomena moneter, sehingga tidak perlu langsung dijawab oleh kebijakan moneter dengan menaikkan BI Rate.


"Inflasi inti sendiri rendah 4,28% dan di bawah perkiraan kita. Dan harga-harga diprediksi tidak akan mengalami peningkatan berarti kecuali ekspektasi turut meningkat, yang akan menaikkan inflasi inti," terangnya.


Dalam mengukur inflasi inti sendiri, BI mengeluarkan produk-produk volatile dan harga-harga yang ditetapkan pemerintah (administered prices), yang kisarannya masih terjaga.


Selama 2010, untuk inflasi akibat administered prices ada di level 5,4%, sedangkan volatile food mencapai 17,74%.


"Jadi, inflasi 6,96% yoy, lebih tinggi dari target pemerintah terutama dari volatile food sampai 17,74%, karena kurangnya distribusi akibat anomali cuaca. Sementara administered prices moderat selama setahun di level 5,4%," tandas Darmin.


Ia menjelaskan, inflasi inti terkendali cukup rendah di level 4,2% karena menguatnya nilai rupiah yang, dan perekonomian yang sampai saat ini masih bisa memenuhi permintaan.


"Namun, Dewan Gubernur mewaspadai tekanan inflasi yang cenderung meningkat ke depan, seiring dengan gangguan pasokan bahan-bahan kebutuhan pokok dan kemungkan penyesuaian dalam administered prices," pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar