| SBY Sebut Demokrat Diadu Domba | | |
| Tuesday, 12 July 2011 | |
| Salah satu isu dimaksud adalah akan digelarnya kongres luar biasa (KLB) dengan tujuan menggusur Anas Urbaningrum sebagai ketua umum (ketum) DPP PD.”Muncul pula berita yang digulirkan oleh SMS yang tidak bisa diketahui dari mana SMS itu yang tampak sekali ingin memecah belah dan mengadu domba kader PD,”tutur Presiden SBY dalam keterangan pers di Puri Cikeas,Bogor,tadi malam. Sebelum memberikan keterangan pers, Presiden SBY terlebih dulu menggelar rapat internal dengan petinggi partai tersebut, di antaranya Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum, Ketua Fraksi PD di DPR Jafar Hafsah, serta jajaran anggota Dewan Pembina DPP PD seperti Andi Mallarangeng, Freddy Numberi, Darwin Zahedy Saleh,Marzuki Alie,dan Syarif Hasan. SBY yang juga ketua dewan pembina DPP PD merasa perlu untuk menyampaikan keterangan pers karena partai berlambang segitiga biru tersebut telah menjadi objek pemberitaan media dalam dua bulan terakhir.”Baik itu yang saya nilai wajar maupun yang saya rasakan banyak pihak juga merasakan sifatnya sudah terlampau jauh yang mencerminkan politik yang tidak sehat,” ujarnya. Selain isu KLB, SBY juga menunjuk sejumlah upaya adu domba lain seperti penyebaran SMS gelap, penyebaran isu seperti upaya Anas untuk menggusur SBY sebagai ketua dewan pembina. Isu terakhir yang menurut SBY sengaja dimunculkan untuk memecah belah PD adalah kampanye di berbagai daerah yang menyebut kader PD dan orang-orang dekat SBY tidak tersentuh hukum. Mantan menkopolkam itu menilai, banyaknya isu miring yang menerpa partainya merupakan contoh bagaimana dinamika politik Indonesia tengah menuju arah yang mengkhawatirkan. SBY khawatir bila hal ini dibiarkan, taktik politik devide et impera yang dulu dipakai Belanda bakal kembali terlahir di Tanah Air melalui cara yang berbeda yakni memecah belah partai. ”PD merasakan perkembangan politik di negeri ini benar-benar tidak sehat dan satu dua kejadian menurut PD juga boleh dikatakan politik yang tidak ksatria,”tandasnya. Pengamat politik Charta Politika,Yunarto Wijaya, menilai ada dua hal positif terkait pernyataan SBY tentang kemelut di internal partai. Pertama,memastikan tidak ada KLB.Pernyataan tersebut memastikan tidak akan ada perubahan kepemimpinan di PD.Kedua, ada imbauan agar tidak memperkeruh keadaan. Langkah tidak memperkeruh keadaan tersebut diharapkan berimbas positif pada partai. Namun,Yunarto mengatakan, ada hal yang disesalkan dari pernyataan SBY. Dalam pidato tersebut, ada kecenderungan SBY menyalahkan pihak lain.Misalnya menyalahkan ada pihak yang bermain di air keruh dalam kemelut PD. Selain itu,SBY juga cenderung menyalahkan pemberitaan. ”Padahal, faktanya yang memperkeruh keadaan adalah pernyataan yang berbeda antarelite Partai Demokrat,” ungkapnya. Yunarto juga mengatakan, pernyataan SBY tersebut tidak akan otomatis mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap PD.Kepercayaan tidak bisa melalui pernyataan saja. Langkah yang terbaik bagi PD adalah melakukan bersih-bersih di internal. Salah satunya mengevaluasi rekrutmen. ”Misalnya, mengevaluasi bagaimana Nazaruddin bisa lolos menjadi bendahara umum,” ujarnya. Politikus Partai Golkar,Bambang Soesatyo,mengharapkan SBY sebagai dewan pembina lebih arif dalam menyikapi kemelut di partainya. Tidak menyeret pihak lain dalam pusaran permasalahan ini. ‘’Kita tahu bahwa itu masalah internal. Dan kita sebagai eksternal pun telah menahan diri tidak ikut campur,”ujarnya. Menurutnya,jika pihak lain diikut-ikutkan, justru tidak menyelesaikan permasalahan di Partai Demokrat.”Justru dikhawatirkan akan kontraproduktif dalam penyelesaian kemelut di Partai Demokrat,” kata Wakil Bendahara Umum Partai Golkar ini. Pada kesempatan tersebut, SBY menegaskan partainya tengah melakukan konsolidasi dan mengambil langkah yang diperlukan guna menghadapi perkembangan situasi terkini. Kader yang terbukti melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi tegas, tidak terkecuali sanksi hukum. Secara khusus,SBY juga menyoroti banyaknya pemberitaan media massa yang dinilai telah mendiskreditkan partainya. SBY mencontohkan ada berita yang hanya bersumber dari SMS ataupun BBM.”Apa yang dikirim oleh orang yang mengaku Nazaruddin yang sekarang pun masih buron tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya kemudian dianggap sebagai sebuah kebenaran dijadikan alat untuk menghakimi,” ucap alumnus Akmil 1973 ini. Terkait keberadaan Nazaruddin, SBY mengaku dirinya tidak tahu.Dia menegaskan secara pribadi dirinya juga menginginkan agar mantan bendahara umum PD tersebut bisa segera dipulangkan untuk menjalani proses hukum, sehingga ada transparansi. Bantah KLB Dalam jumpa pers tersebut, SBY membantah keras isu ada KLB. Menurutnya, yang ada saat ini hanyalah persiapan rapat koordinasi nasional (rakornas) tahunan yang bakal digelar akhir Juli mendatang. ”Isu akan ada KLB yang akan mengganti ketum, saya pastikan PD tidak merencanakan KLB seperti itu,”katanya. Sebelumnya sejumlah petinggi DPP PD memastikan kontroversi SMS Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Marzuki Alie kepada SBY tidak akan berujung pada KLB. Wakil Ketua Umum II DPP PD Max Sopacua menyatakan, SMS yang disampaikan Marzuki hanya masukan kepada SBY. Dengan begitu, pihaknya menganggap apa yang dilakukan Marzuki merupakan hal yang sangat wajar. ”Jadi hingga saat ini Demokrat tidak ada rencana menggelar KLB menyusul bocornya SMS Pak Marzuki itu,” kata Max. Sementara itu,Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Marzuki Alie mengemukakan, SMS yang menjadi kontroversi itu dikirimkannya kepada SBY lantaran sebelumnya ketua umum dan sekjen sudah memberi peringatan dan instruksi kepada jajaran pengurus partai agar tidak lagi bicara tentang persoalan yang sedang dihadapi Nazaruddin. ”Memberikan usulan dan melaporkan kepada Pak SBY, saya rasa tidak ada yang salah. Kalau bicara leadership, bukan bicara Anas Urbaningrum. Bicara kepemimpinan di Demokrat itu kolektif kolegial.Kalau kepemimpinan kolektif ini antar pimpinannya sudah saling serang, ya artinya harus di atas yang turun tangan,” kata Marzuki. maesaroh/radi saputro/kholil |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar