Tanggal: 06 Desember 2010 - 14:32 WIB
Sumber: infobanknews.com
Sektor persawitan Indonesia terus memberikan kenaikan kontribusi terhadap GDP dari 2,4% menjadi 3,3%. Produk sawit dari sisi produksi terus naik 10% setiap tahunnya dengan capaian ekspor tahun 2010 ini bisa mencapai 15 miliar USD. Dwitya Putra
Jakarta--Pengamat Investasi dari Vibiz Capital Alfred Pakasi menilai, iklim investasi pada 2011 akan condong ke sektor komoditi, salah satunya batubara dan kelapa sawit.
“2011 saya rasa akan condong ke sektor komoditi batubara dan kelapa sawit. Berdasarkan berita heboh beberapa waktu lalu, berberapa orang terkaya di Indonesia banyak diuntungkan dari komoditas seperti Batubara dan kelapa sawit. Dari 40 orang terkaya versi Majalah Forbes. Tercatat 16 daftar terkaya, datang dari dua bisnis ini dengan nilai US$ 12 miliar,” ujar Alfred kepada Infobanknews.com, di Jakarta, pada 6 Desember 2010.
Sedangkan untuk properti, tambah Alfred, bisa menjadi alternatif lain setelah batubara dan kelapa sawit. Hal ini dikarenakan masih menunggunya peraturan pemerintah tentang jangka waktu kepemilikan properti untuk asing.
“Properti masih potensial. Namur, masih menunggu dikeluarkannya peraturan pemerintah untuk asing yang mengatur jangka waktu kepemilikan properti di Indonesia. Seperti diketahui, banyak pihak asing yang terhambat aturan saat ini tentang jangka waktu kepemilikan akan properti di Indonesia,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu harga sawit dunia sempat menembus 1.100 USD per ton. Harga tersebut merupakan angka tertinggi selama dua tahun terakhir dan telah menjadi kebutuhan yang terus meningkat, misalnya, terhadap kebutuhan biofuel dunia.
Selain itu, selama 10 tahun terakhir juga permintaan sawit di belahan dunia terus meningkat, seperti Eropa sudah meningkat dari 800 juta USD hingga menembus 2 miliar USD, termasuk India, China, dan lain-lain. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar