Tanggal: 04 Desember 2008
Sumber: Infobanknews.com
Krisis global yang terjadi saat ini telah menghantam sendi-sendi pasar modal Indonesia. Aset dana pension yang ditanam di beberapa instrument investasipun terkena dampaknya. Dimana uang danapensiun ditanam pada 2009? Kristopo
SEBAGIAN besar masyarakat Indonesia mungkin ingin menjadi pegawai negeri. Sebab, dengan menjadi pegawai negeri, seseorang akan mendapat uang pensiun setelah pensiun nanti. Capek dan letih menjadi pegawai negeri selama puluhan tahun pun terobati setelah pensiun. Uang pensiun akan datang setiap bulannya. Dana pensiun yang menghimpun uang pensiun pegawai negeri ini disebut Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).
Sebenarnya, kini, siapa pun dan apa pun profesinya bisa mendapatkan uang pensiun, tidak harus pegawai negeri karena telah ada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Beberapa lembaga keuangan, seperti perbankan dan asuransi, telah menyediakan program DPLK. DPLK inilah yang akan membantu pesertanya untuk menentukan masa pensiun di kemudian hari.
Masyarakat yang belum menjadi peserta DPLK bisa mendaftar menjadi peserta. Saat mendaftar, calon peserta DPLK bisa menentukan kapan atau pada usia berapa mereka akan pensiun dan berapa uang pensiun yang ingin mereka dapatkan per bulan. Pada saat mendaftar, calon peserta DPLK akan mendapat hitung-hitungan dari petugas DPLK. Dari hitung-hitungan tersebut akan diketahui berapa besar uang yang harus disetor ke perusahaan DPLK setiap bulannya.
Manfaat dana pensiun yang ada di Indonesia, baik DPLK maupun DPPK, sebenarnya untuk jangka panjang. Peserta DPLK dan DPPK akan merasakan manfaatnya setelah memasuki usia pensiun. Karena itu, selama peserta belum pensiun dan masih mengangsur uang pensiun setiap bulannya, para pengurus dana pensiun harus pandai menempatkan dana peserta pensiun ke dalam instrumen investasi yang menguntungkan. Dengan begitu, ketika peserta memasuki usia pensiun, dana pensiun dapat memenuhi kewajibannya kepada peserta.
Ada beberapa instrumen investasi yang dapat dipilih dana pensiun untuk mengembangbiakkan uangnya, antara lain deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), saham, reksa dana, dan obligasi. Nah, ke mana dana pensiun mengembangbiakkan dananya selama 2008? Apakah aset dana pensiun menurun selama krisis global ini? Di mana uang dana pensiun ditanam pada 2009?
Nicky Theng, Ketua Umum Asosiasi DPLK, saat dihubungi InfoBank mengatakan belum memiliki data investasi DPLK selama 2008. Yang dia miliki data investasi DPLK 2007. �Selama 2007, investasi DPLK sebanyak 73% berada pada deposito berjangka dan SBI. Sisanya pada obligasi sebesar 20% dan saham 7%,� jelas Nicky kepada InfoBank, medio Oktober lalu, melalui telepon, di Jakarta.
Menurut Nicky, biasanya investasi DPLK selama 2008 tidak berbeda jauh dengan investasi selama 2007. �Mirip-miriplah. Karena, saat membuat rencana investasi 2008, kami berpatokan juga pada 2007,� kata Nicky.
Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini tentu akan memengaruhi aset dana pensiun yang ditanam di beberapa instrumen investasi yang terkena dampak resesi ekonomi global ini. Di antara instrumen investasi yang ada saat ini, yang terkena krisis ekonomi global adalah saham dan reksa dana.
Walaupun persentase aset yang ditanamkan dana pensiun pada kedua instrumen tersebut kecil, potensi kerugian yang dialami dana pensiun tetap ada dari pasar modal ini. �Kerugian? Kalau di saham �kan belum rugi kalau belum dijual. Ini baru potensi kerugian. Karena itu, jangan panik kalau harga saham sedang turun. Nanti juga naik lagi. Investasi saham �kan untuk jangka panjang,� ujar Nicky.
Hal senada dikemukakan Azwani Sjech Umar, Wakil Ketua II Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI). �Ada potensi kerugian bagi dana pensiun yang menanamkan dananya di saham dan reksa dana. Tetapi, kerugian itu tidak direalisasikan karena sahamnya masih dipegang, tidak dijual. Jadi, belum dapat dikatakan rugi. Dana pensiun yang besar-besar pun membiarkan sahamnya untuk jangka panjang,� kata Azwani kepada InfoBank, melalui telepon, medio Oktober lalu, di Jakarta.
Azwani menambahkan, kalaupun ada kerugian pada investasi saham dan reksa dana, hal itu akan dikompensasi oleh tiga hal yang didapat dana pensiun dari investasi lain. Pertama, dari suku bunga deposito. Suku bunga deposito awalnya 8%. Saat ini, perbankan dapat memberikan suku bunga deposito 13%.
Kedua, saat harga saham turun karena pengaruh dari luar negeri. Dana pensiun mengambil ancang-ancang untuk mengambil quality. Dana pensiun akan mencari investasi yang risikonya rendah dan bersifat jangka panjang. Salah satunya surat utang negara (SUN). Karena banyak pemain asing yang butuh likuiditas, mereka pun menjual SUN-nya. Saat mereka menjual SUN tersebut, dana pensiun membelinya. Malah ada yang kupon SUN-nya sekitar 14%.
Ketiga, adanya surat terakhir dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. PER-08/BL/2008 yang bunyinya lebih kurang sebagai berikut: �untuk pelaporan tahun buku 2008, obligasi dan SUN yang telah dikelompokkan ke dalam kelompok �diperdagangkan�dan/atau �tersedia untuk dijual�, diperkenankan untuk dijual, diperkenankan untuk dipindahkan ke dalam kelompok �dimiliki hingga jatuh tempo.�� Berarti harga nominal akan diberikan kepada dana pensiun. Tidak lagi mark to market, sehingga dana pensiun akan mendapat keuntungan.
Selama semeter I 2008, investasi yang ditanam DPPK sebesar Rp91 triliun. Mayoritas ditanam di obligasi (27,8%), berikutnya SUN (26,8%), deposito (20%), saham di bursa (12,6%), reksa dana (5,5%), tanah/bangunan (4%), penyertaan saham (2,8%), dan SBI (0,5%).
Kecenderungan obligasi sebagai instrumen yang banyak dipilih dana pensiun karena dapat disesuaikan dengan jangka waktu dari kewajiban masing-masing perusahaan yang harus dipenuhi. Dana pensiun itu manfaatnya untuk jangka panjang, sehingga diperlukan instrumen investasi jangka panjang pula untuk mendukung pembayaran pensiun. Kalau menggunakan instrumen investasi jangka pendek, tidak balance.
Krisis global yang berpusat di Amerika Serikat hingga kini memang belum reda. Hal ini tentu akan memengaruhi dana pensiun dalam merencanakan investasinya pada 2009. Apakah investasi dana pensiun pada 2009 akan sama dengan 2008? �Tahun 2009 ada pemilihan umum dan ada pelajaran berharga berupa krisis ekonomi global ini. Jadi, relatif tidak banyak perubahan seperti 2008. Mungkin sesudah pemilu. Jika keadaannya kondusif, mungkin ada perubahan investasi. Lihat saja nanti,� kata Nicky saat menjelaskan rencana investasi DPLK pada 2009.
Pertumbuhan aset DPLK selama 2006 sampai dengan 2008, termasuk iuran DPLK, selalu mengalami peningkatan. Tahun 2006-2007, aset termasuk iuran DPLK meningkat 30%. Tahun 2007-2008, naik lagi menjadi 45%. Namun, 2009 nanti diperkirakan aset termasuk iuran DPLK akan mengalami penurunan di bawah 40%. Penurunan ini akibat pengaruh krisis ekonomi global.
Penurunan investasi juga dialami DPPK sampai dengan akhir 2008 ini. Rata-rata pertumbuhan investasi DPPK per tahun 20%. Berarti pertumbuhan investasi DPPK selama 2008 akan berkurang dari 20%. Namun, Azwani berharap, pertumbuhan investasi pada 2009 akan lebih baik daripada 2008.
Obligasi masih diminati DPPK dalam mengembangkan uangnya untuk membayar pensiun para pesertanya. Pilihan berikutnya adalah deposito. Pemegang deposito kini sedang untung karena bunga deposito sedang tinggi. Selain itu, pemegang deposito juga sedang mengalami masa-masa indah karena pemerintah mengeluarkan peraturan penjaminan dana nasabah di bank hingga maksimal Rp2 miliar.
Awalnya, pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin dana nasabah di bank berupa tabungan, deposito, dan giro maksimal Rp100 juta. Kini, pemilik deposito sampai dengan maksimal Rp2 miliar bisa bernapas lega karena pemerintah akan menjamin simpanannya jika bank tempatnya menyimpan uang bangkrut atau ditutup.
DPPK masih memilih obligasi dan deposito sebagai tempat investasi pertama dan kedua. Sementara, DPLK memilih deposito sebagai tempat investasi paling dominan dalam mengembangkan pundi-pundi kekayaannya pada 2009. Sebaiknya, para peserta DPLK lebih cermat lagi dalam membagi investasinya pada 2009. Jangan terlalu banyak di deposito karena jika BI Rate turun, bunga deposito juga ikut turun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar